Story Bullying
Sumber gambar : popbela.com
Untuk itu, di sini saya akan membahas tentang bullying yang sampai saat ini masih marak dikalangan remaja, meskin artikel seperti ini sudah banyak tersaji diberbagai Koran, majalah atau website. Tidak mengapa, dalam setiap tulisan pasti memiliki sisi yang berbeda, gaya penyampaian yang tidak sama tapi memiliki tujuan yang sama, yakni bermanfaat bagi pembacanya. Di sini saya akan mengangkat beberapa cerita dari teman saya yang sudah berbaik hati berbagi kisahnya, dan kemudian saya tuliskan kembali dengan megemasnya ke dalam bahasa yang sesederhana mungkin agar bisa dipahami lebih baik. Terlepas dari itu, artikel ini sudah memiliki izin dari pihak yang bersangkutan, semoga bisa bermanfaat.
Perempuan dan penampilannya
Siapkah kamu mendengarkan kisahku ?
Aku seorang perempuan biasa yang sedang berusaha menyempurnakan akhlak dan cara berpakaian, yang ingin mengontrol diri dari hal-hal yang tidak baik dilakukan atau bahkan diucapkan, tapi semua pemikiran orang tidaklah sama dan itu benar adanya, aku dengan pakai sederhana ini, dengan jilbab yang terjulur kebawah, dengan pakaian tertutup yang berusaha mengikuti perintah-Nya, aku menjadi salah satu anak yang dikucilkan di kelas. Tidak memiliki teman bicara atau sekedar teman sebangku untuk berbagi cerita. Mereka menertawakan karena kebisuan ku untuk tidak mengucapkan hal-hal tak baik yang mereka ucapkan, aku sendiri berteman sepi dengan bangku kelas paling belakang, bercerita lewat air mata yang mengalir tiap kali ku tutup wajah dengan buku. Aku merasa sepi di tengah keramaian, merasa bising di tempat yang membisukkan. Aku ingin semua ini berakhir, aku ingin bermain dan tertawa seperti mereka. Aku ingin berhenti menangis. Aku tidak ingin lagi ditindas karena aku berbeda dengan mereka, yang menggunakan lisannya untuk mengolok-olok orang lain sebagai hiburan dikala kejenuhan kelas mulai datang. Untuk itu, aku harus bagaimana dalam menyikapi hal ini? Aku harus bagimana?
Dari cerita di atas, kita harus bisa menyikapi hal tersebut dengan baik, terlebih tentang penampilan, seorang perempuan pasti tidak suka jika harus dibandingkan banyak hal dengan perempuan lain terlebih cara ia berpakaian, bukankah Indonesia menganut simbolis “Bhineka Tunggal Ika” lantas jika cara berpakaian atau berpenampilan saja masih dibeda-bedakan bagaimana tentang agama, budaya,suku, ras yang berbeda-beda itu. bukankah Indonesia terkenal akan keberagamannya di satukan oleh perbedaan?
Selain cerita di atas, ada beberapa kisah dari seorang yang saya kenal. Menceritakkan tentang masalah yang sedang terjadi dalam hidupnya, hingga ia tega untuk melukai dirinya sendiri atas apa yang terjadi. Heran memang, ya itu juga suatu pemikiran yang terbesit dalam diri saya ketika mendengarkan ceritanya, tapi keheranan itu ia jawab dengan penuturan yang mungkin adalah jalan paling benar menurutnya saat itu, “Kamu tau, ketika benda tajam itu ku goreskan pada tanggan rasanya masalah itu seketika langsung menghilang, ya, hanya hilang seketika,” kawan, sungguh menyakiti diri kalian atas cobaan ini bukanlah jalan keluar yang baik. Bukan juga jalan pemutus masalah yang akan melegakan diri kita sendiri, kamu tahu, ketika hal itu terjadi sesungguhnya kamu sudah masuk kedalam lubang setan.
Miris memang kejadian Bullying bukan hanya terjadi sekali, tapi hampir di setiap menitnya banyak yang melakukan hal serupa di setiap penjuru dunia. Contoh kecilnya adalah kelas, sering sekali bukan terjadi pembulian antara teman yang satu dan teman yang lainnya, saling mem-bully sebagai bentuk pertahanan diri. Dan alhasil fisik adalah target sasaran yang empuk sebagai bahan pengejekan, mereka tertawa terbahak-bahak seakan yang mereka lakukan hanyalah guyonan biasa, tapi bukankah kita tidak tau dan tidak bisa merasakan perasaan seseorang yang tengah diejek, ia mungkin saja hanya diam atau bahkan ikut tersenyum atas kata-kata yang terlontar, tapi siapa tahu di dasar lubuk hatinya tengah menangis dan menyalahkan dirinya sendiri menggapa memiliki kekurangan yang bahkan sampai diejek oleh teman sebayanya. Saat itu terjadi, ada tiga tipe orang yang menyikapi hal ini. Pertama, ia hanya menangis kemudia mulai menerima diri sendiri apa adanya dan memaafkan segala cemoohan orang lain. Kedua, ia menangis dan tidak pernah memaafkan atas perbuatan orang-orang yang telah semena-mena kepadanya, ini yang berbahaya, dan ajaibnya Allah swt, maha adil senantiasa mengabulkan do’a orang-orang yang terzholimi, bukankah begitu?. Dan yang ketiga, ia menangis, dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang ia alami, semakin ia menyalhkan dirinya, semakin ia berpikiran bahwa mengakhiri hidup adalah pilihan yang paling tepat.
Bukankah tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah swt, lalu mengapa saling mengejek atas kekurangan yang ada. Jikapun disuruh untuk memilih tentu saja seluruh manusia di dunia ini akan memilih terlahir sebagai makhluk yang sempurna tanpa kekurangan, tapi semua ini adalah pemberian dari Allah yang patut dijaga, dihargai dan disyukuri.
Selain itu bullying juga kerap terjadi di dalam organisasi, meski tidak semuanya tapi ada saja yang melenceng dan menyalahgunakan peraturan, seperti junior harus patuh pada seniornya jika melakukan kesalahan harus melakukan ini itu atau hal-hal yang seharusnya tidak ada dalam dunia organisasi.
Semoga tulisan kali ini mampu membuka cakrawala mata, pikiran dan perasaan bahwa bullying memang harus diperangi mulai dari diri kita sendiri.
Kami terbuka untuk siapa saja, silahkan tinggalkan komen di bawah sebagai bentuk saran, apresiasi dan lainnya. Terima kasih :)
Komentar
Posting Komentar